Epilepsi atau kejang pada bayi adalah kondisi yang tidak boleh dianggap remeh. Epilepsi pada bayi yang terlambat ditangani bisa mengganggu perkembangan sang buah hati di masa depan. Dengan mengetahui gejalanya, tentu dapat membantu bunda lebih sigap ketika menghadapi kondisi ini.
Epilepsi adalah sistem saraf yang menyebabkan bayi mengalami kejang berulang, namun tidak semua kejang menandakan epilepsi. Saat kejang berlangsung, terdapat gangguan aktivitas listrik berlebih di otak. Kondisi tersebut mengakibatkan kejang, jatuh, atau tidak merespons ketika bayi diajak berbicara. Bayi berisiko tinggi mengalami kejang pada satu tahun pertama setelah kelahirannya.
Baca juga artikel Medikacare lainnya : Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang sikecil - Medikacare
Penyebab epilepsi pada bayi
Epilepsi dapat memengaruhi perilaku, fungsi motorik, hingga persepsi sensorik bayi. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya epilepsi pada bayi, yaitu:1. Mengalami hypoxia
Hypoxia adalah kondisi yang menyebabkan suplai oksigen menuju otak tidak tercukupi, sehingga menyebabkan kejang. Sel-sel otak sangat sensitif terhadap kondisi kekurangan oksigen, sheingga bisa terjadi gangguan dalam waktu yang singkat saat tidak mendapatkan jumlah oksigen yang cukup.2. Infeksi sistem saraf pusat
Epilepsi pada bayi juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi pada sistem saraf. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya kejang secara berulang. Contoh infeksi otak yang umum terjadi adalah ensefalitis dan meningitis.3. Cedera di kepala
Cedera yang terjadi di area kepala juga bisa menyebabkan terjadinya epilepsi pada bayi. Saat mengalami kondisi ini, bayi bisa mengalami hematoma, yakni terkumpulnya darah dalam jumlah banyak di permukaan otak.Baca juga artikel Medikacare lainnya : Penyebab bayi lahir tanpa tempurung kepala - Medikacare
4. Tumor otak
Bayi juga dapat mengalami epilepsi akibat tumor otak. Namun, hubungan antara pertumbuhan tumor dengan kejang belum diketahui secara pasti. Kemungkinan, kondisi ini disebabkan karena terlalu banyak sel abnormal yang memengaruhi jaringan di saraf, sehingga menimbulkan masalah yang membuat penderitanya mengalami kejang.Gejala epilepsi pada bayi
Berikut ini adalah beberapa gejala umum yang terjadi saat bayi terkena serangan epilepsi:1. Kejang otot
Serangan kejang pada bayi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk gerakan tubuh secara tiba-tiba, kejang otot yang berulang, dan kehilangan kesadaran. Serangan kejang pada bayi biasanya berlangsung dalam waktu singkat sekitar beberapa detik ataupun beberapa menit.2. Spasme kejang
Bayi yang mengalami epilepsi seringkali mengalami spasme kejang yang berbeda dari kejang pada orang dewasa. Spasme kejang ini biasanya terjadi pada bayi yang masih sangat kecil, yaitu antara usia 2 hingga 6 bulan.Spasme kejang pada bayi ditandai dengan gerakan tubuh yang tiba-tiba dan berulang-ulang, seperti memutar kepala atau mengangkat kaki. Spasme kejang pada bayi juga dapat disertai dengan kehilangan kesadaran.
3. Gangguan tidur
Bayi yang mengalami epilepsi seringkali memiliki gangguan tidur yang sering terbangun di malam hari atau sulit untuk tidur.4. Meningkatkan keaktifan fisik.
Beberapa bayi yang mengalami epilepsi dapat meningkatkan keaktifan fisik mereka secara tiba-tiba, seperti menggerak-gerakkan tangan dan kaki mereka secara terus-menerus.5. Gangguan penglihatan.
Bayi yang mengalami epilepsi juga dapat mengalami gangguan penglihatan, seperti melihat bintik-bintik atau kilatan cahaya.6. Gangguan pertumbuhan.
Beberapa bayi yang mengalami epilepsi dapat mengalami gangguan pertumbuhan yang signifikan, termasuk penurunan berat badan dan perkembangan motorik yang lambat.Baca juga artikel Medikacare lainnya : Stimulasi yang salah ketika melatih motorik bayi - Medikacare
Saat terjadi serangan epilepsi pada bayi, bunda tidak boleh panik. Biarkan bayi dalam posisi tenang sampai serangan epilepsi berhenti dengan sendiri. Amati berapa lama reaksi tersebut berlangsung. Jauhkan bayi dari benda-benda berbahaya saat terkena serangan epilepsi, karena berisiko melukainya saat mengalami kejang.
Jika bunda mengalami kekhawatiran tentang kondisi si kecil, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan merujuk bayi untuk menjalani tes dan pemeriksaan lanjutan guna memastikan diagnosis epilepsi yang akurat.